Monday, March 21, 2016

Subsistem Manajemen Model

Subsistem manajemen model dari Sistem Pendukung Keputusan  terdiri dari:
1. Basis Model : Basis model berisi rutinitas dan statistik khusus, keuangan, forecasting, ilmu manajemen, dan model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analisis pada sebuah sistem pendukung keputusan. Kemampuan untuk invokasi, menjalankan, mengubah, menggabungkan, dan menginspeksi model merupakan suatu kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan  dan yang membedakan nya dengan CBIS (Komputer Based Information System) lainnya.

Model dalam basis model dapat dibagi dalam beberapa kategori utama, dan satu kategori pendukung, yaitu :
a. Strategis
Model strategis di gunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggung jawab dalam perencanaan strategis.
Contoh : Pengembangan perusahaan, pemilihan lokasi pabrik, perencanaan merjer.
b. Taktis
Model taktis di gunakan terutama oleh manajemen tingkat menengah, untuk membantu mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.
Contoh : Perencanaan kebutuhan tenaga kerja, pembelajaran rutin, dll
c. Operasional
Model ini digunakan untuk mendukung aktivitas kerja harian transaksi organisasi.
d. Analitik
Model ini digunakan untuk menganalisis data, model ini meliputi model statistik, ilmu manajemen, algoritma data mining, model keuangan, dan lainya..
e. Blok pembangungan model dan rutinitas
Selain berisi model strategis, taktis dan operasional, basis model juga berisi blok pembangungan model dan rutinitas.
Contoh: Analisis Regresi, penghitungan NPV, dll

2.  Sistem Manajemen Basis Model
Fungsi perangkat lunak sistem manajemen basis model (MBMS) adalah untuk membuat model dengan menggunakan bahasa pemograman, alat sistem pendukung keputusan, dan blok pembangunan lainnya. Membuat rutinitas baru dan laporan. Pembaruan dan perubahan model. Manipulasi data model. MBMS mampu mengaitkan model-model dengan link yang tepat melauli sebuah database. Peran direktori model yang terhubung ke MBMS (lihat gambar) sama dengan direktori database. Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat lunak lainnya pada basis model. Yang berisi definisi model yang fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kapabilitas model. Sistem manajemen basis model  (MBMS) berisi beberapa elemen antara yaitu:
a. Eksekusi model
Eksekusi model adalah proses mengontrol jalannya model.
b. Integrasi Model
Model ini mencakup gabungan operasi dari beberapa model saat di perlukan (misalnya mengarahkan output suatu model, katakanlah perkiraan, untuk di proses model lain, misal model perencanaan pemograman linier.
c. Perintah (Command Processor Model)
Model ini di gunakan untuk menerima dan menginterpretasikan instruksi-instruksi pemodelan dari komponen antarmuka pengguna dan mengarahkannya ke MBMS, eksekusi model atau fungsi-fungsi integrasi elemen-elemen tadi beserta antarmukanya dengan komponen sistem pendukung keputusan.

Credit:
Share:

IMPROVING THE GROUP DECISION MAKING ENVIRONMENT


Video diatas adalah video yang saya ambil dari STUDY.COM tepatnya http://study.com/academy/lesson/group-decision-support-systems-gdss-improving-the-group-decision-making-environment.html
Credit goes to the maker of the video and the website of course.

Secara singkat, video diatas menjelaskan bagaimana GDSS sebagai sistem dapat sangat membantu pada skala pengambilan keputusan kelompok yang cukup besar. Tentang penjualan suatu produk elektronik dimana pada awal video sekelompok orang harus memutuskan tentang mengapa produk yang telah dikeluarkan mengalami pemunduran. Disana mereka memiliki beberapa dilema diantaranya untuk tetap menjual produk yang sama, fokus pada produk yang banyak terjual, dan atau menjual produk yang baru. Keputusan yang akan diambil membutuhkan masukan data dari berbagai unit atau divisi pada suatu organisasi.

Tujuan dari GDSS adalah untuk meningkatkan produktivitas kelompok untuk mencapai sebuah keputusan. GDSS juga bisa disebut sebuah sistem kerja  kolaboratif yang terkomputerisasi. GDSS mempunyai beberapa karakteristik yang dapat membantu pengambilan keputusan seperti desain yang spesial untuk memberikan suasana agar dapat berpikir kreatif, komunikasi yang efektif, dan teknik pengambilan keputusan. Kemudian dapat digunakan dengan mudah oleh siapa saja dengan latar belakang apa saja. Fleksible dalam artian dapat mengelompokkan berbagai ide dari keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh kelompok-kelompok yang berbeda. Perekaman otomatis agar dapat dibuka ulang serta dianalisis lebih lanjut. Dan terakhir komunikasi secara paralel agar berbagai kelompok dapat memberikan berbagai kontribusi pada saat pengambilan keputusan.

GDSS terdiri dari perangkat lunak interaktif yang memungkinkan untuk membuat keputusan oleh kelompok-kelompok yang tergabung didalamnya. Sejumlah pendekatan yang berbeda dapat digunakan untuk mengambil keputusan seperti pendekatan dengan metode delphi, pendekatan konsensus kelompok, dan teknik kelompok nominal. Sebuah GDSS menggunakan sejumlah alat-alat yang berbeda untuk membantu membuat keputusan kelompok yang saling berkolaborasi, termasuk lah Video Conferencing, Group Scheduling, Project Management Software, dan Collaborative Electronic Workspaces.
Share:

Sunday, March 20, 2016

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

1. Pengertian DSS

DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan). Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision Support System (DSS) yang telah dikembangkan pada tahun 1970. Keefektifan dalam mengembangkan DSS diperlukan suatu pemahaman tentang bagaimana system informasi ini dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga DSS ini dapat membantu seorang manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam mengambil suatu keputusan.
Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis - yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalaha dan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).

2. Manfaat DSS

a. DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya.
b. DSS membantu pengambil keputusan dalam penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
c. DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
d. DSS mampu menyajikan berbagai alternatif.
e. DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

3. Pendekatan DSS
a. D.SS dibangun dengan bahasa pemrograman umum seperti Visual Basic. Jadi, kita membangun DSS secara sendiri, baik in-house maupun outsource dari nol.
b. DSS dibangun dengan OLAP dan data warehouse-nya seperti Microsoft SQL Server. Dengan pendekatan ini kita sudah memanfaatkan fitur-fitur dari aplikasi on-the-shelf ,haahase yang ditujukan untuk keperluan DSS. Jadi, dibandingkan dengan pendekatan pertama, cara ini akan bisa lebih singkat dari segi waktu.
c. DSS dibangun dengan DSS engine seperti Microsoft Excel. Dengan pendekatan ini kita menggunakan aplikasi on-the self yang masuk dalam golongan DSS engine. Bila pendekatan kedua lebih ke arah data management, maka pendekatan ketiga ini lebih ke arah model management.
OSS dibangun dengan ketiga pendekatan di atas. Pende¬katan ini yang banyak digunakan. Jadi, pada komponen data management kita menggunakan pendekatan kedua, kemu¬dian untuk model management kita menggunakan pendekatan ketiga, dan untuk user interface kita menggunakan pendekatan pertama.
Dalam hal ini pendekatan yang digunakan adalah gabung¬an antara pendekatan menggunakan OLAP plus data warehouse dengan pendekatan DSS Engine iDecide.

4. Tahapan DSS

a. Tahap Intelligence
Dalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi sehingga kita bisa mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah yang sedang terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke subsistem pembentuknya. Dari tahap, ini didapatkan keluaran berupa dokumen Pernyataan Masalah.
b. Tahap Design
Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen Alternatif Solusi.
c. Tahap Choice
Dalam tahap, ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap Design yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen Solusi dan Rencana Implemen¬fasinya.
d. Tahap Implementation
Dalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa laporan Pelaksanaan Solusi dan Hasil-nya.
Dengan mengetahui keempat tahap proses pengambilan keputusan di atas, kita bisa mengidentifikasi secara lebih baik apa saja yang bisa didukung oleh DSS terutama DSS yang berbasis komputer.

Credit untuk ke blog-blog yang sudah memposting. Posting ini hanya copas dengan sedikit edit.
Share: