Tuesday, August 23, 2016

Sistem Analis dan SSAD

Sistem Analis adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Sistem Analis memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem.

Saking pentingnya seorang sistem analis pada suatu bisnis, maka akan muncul sebuah pertanyaan. Mengapa seorang Sistem Analis dibutuhkan dalam bisnis?
Jawabannya ialah karena:
1. User bisnis tidak mengerti kemampuan dan batasan IT modern yang digunakan untuk bisnisnya.
2. Programer komputer & ahli IT biasanya tidak mengerti aplikasi bisnis yang akan di komputerisasi kan atau yang didukung (terlalu asyik dengan dunianya sendiri).

3. Gap komunikasi (system owner non teknis, user, sistem designer teknis, system builder) ini di jembatani oleh system analis.  

Setelah tau siapa itu seorang Sistem Analis dan mengetahui penting nya peran tersebut dalam bisnis, sekarang kita akan membahas apa saja tanggung jawabnya.
1. Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis.
2. Aliran data menuju ke komputer.
3. Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer.
4. Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses bisnis dan penggunanya.
Nah, seperti itulah gambaran singkat tanggung jawab seorang Sistem Analis.

Untuk Job Description nya bisa dilihat dibawah ini.


1. Mempersiapkan flow chart dan diagram yang menggambarkan kemampuan dan proses dari sistem yang digunakan.

2. Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade sistem pengoperasian.

3. Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade perangkat keras, perangkat lunak, serta sistem pengoperasiannya. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap prosedur bisnis yang ada maupun yang sedang diajukan atau terhadap kendala yang ada untuk memenuhi keperluan data processing.

4. Mengumpulkan informasi untuk penganalisaan dan evaluasi sistem yang sudah ada maupun untuk rancangan suatu sistem.

5. Melakukan riset dan rekomendasi untuk pembelian, penggunaan, dan pembangunan hardware dan software.

6. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan konektivitas, termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.

7. Memilih prosedur yang tepat dan mencari support ketika terjadi kesalahan, dan panduan yang ada tidak mencukupi, atau timbul permasalahan besar yang tidak terduga.

8. Mencatat dan memelihara laporan tentang perlengkapan perangkat keras dan lunak, lisensi situs dan/ atau server, serta akses dan security pengguna.

9. Instal, konfigurasi, dan upgrade seluruh peralatan komputer, termasuk network card, printer, modem, mouse dan sebagainya.

10. Mampu bekerja sebagai bagian dari team, misalnya dalam hal jaringan, guna menjamin konektivitas dan keserasian proses di antara sistem yang ada.

11. Mencatat dan menyimpan dokumentasi atas sistem.

12. Melakukan riset yang bersifat teknis atas system upgrade untuk menentukan feasibility, biaya dan waktu, serta kesesuaian dengan sistem yang ada.

13.  Menjaga confidentiality atas informasi yang diproses dan disimpan dalam jaringan.

14. Mendokumentasikan kekurangan serta solusi terhadap sistem yang ada sebagai catatan untuk masa yang akan datang.

15. Melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan yang ditugaskan.

Credit to : http://mydwkra.blogspot.co.id/2016/03/mengenal-peran-sistem-analis.html 

Tugas PDF : DOWNLOAD
Share:

Thursday, August 18, 2016

Model 4GT dan User Acceptance Testing (UAT)


Istilah Fourth Generation Techniques (4GT) mencakup seperangkat peralatan perangkat lunak yang berfungsi sebagai perangkat bantu yang memudahkan seorang pengembang software mengaplikasi beberapa karakteristik software pada tingkat tinggi, yang akan menghasilkan source code dan object code secara otomatis sesuai dengan spesifikasi (persyaratan khusus) yang dibuat oleh sang pengembang perangkat lunak.

Saat ini peralatan / tools 4GT adalah bahasa non prosedur untuk :
·         DataBase Query
·         Pembentukan laporan ( Report Generation )
·         Manipulasi data
·         Definisi dan interaksi layar (screen)
·         Pembentukan object dan source ( Object and source generation )
·         Kemampuan grafik yang tinggi, dan
·         Kemampuan spreadsheet

Tahapan-tahapan model 4GT:
1. Tahap Pengumpulan Kebutuhan: dimulai dengan mengumpulkan serangkaian kebutuhan yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam prototipe. Namun, apabila customer tidak yakin dengan apa yang diperlukan dan fakta-fakta tidak jelas diketahui maka prototipe tidak dapat dikerjakan oleh peralatan 4GT.
2. Tahap Merancang Strategi: tahap ini dibutuhkan untuk proyek besar yakni dengan menterjemahkan kebutuhan menjadi prototipe operasional  agar tidak timbul masalah yang sama jika dibuat dengan model konvensional. Namun, untuk proyek skala kecil tahap ini dapat dihilangkan dengan  langsung melakukan implementasi dengan menggunakan bahasa generasi keempat (4GT).
3. Tahap Implementasi : untuk skala kecil, tahap ini dapat langsung dilakukan ketika kebutuhan telah jelas, dan untuk proyek besar tahapan ini dijalankan setelah dirancang prototipe operasional. Implementasi yang menggunakan 4GT memudahkan pengembang software untuk menjelaskan hasil yang diharapkan. Nantinya hal ini diterjemahkan ke dalam bentuk kode sumber dan kode objek.
4. Tahap Produksi: Tahap ini merupakan langkah terakhir yakni mengubah implementasi  4GT ke dalam hasil akhir berupa produk.

Kelebihan 4GT adalah pengurangan waktu dan peningkatan produktivitas yang besar.
Kekurangan model ini adalah kemungkinan akan sulit memanfaatkan alat bantu/peralatan/tools 4GT dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang konvensional, selain itu terdapat juga masalah dalam hal kode sumber yang tidak efisien. Di samping itu, pemeliharaan sistem software besar yang dikembangkan oleh 4GT juga masih sedang dalam proses pengkajian.
Model ini diaplikasikan untuk mengembangkan perangkat lunak yang memakai bentuk bahasa khusus atau notasi grafik yang dieksekusi/diselesaikan dengan syarat atau ketentuan yang dipahami oleh pemakai/pengguna/kustomer.



Setelah membahas 4GT maka selanjutnya saya akan membahas tentang User Acceptance Testing.

Apakah yang dimaksud dengan UAT?
Pengujian Penerimaan Pengguna merupakan langkah terakhir sebelum kita meluncurkan aplikasi. Biasanya pengguna akhir yang akan menggunakan aplikasi menguji aplikasi sebelum aplikasi diterima. Jenis pengujian ini akan memberikan pengguna akhir keyakinan bahwa aplikasi yang dibuat telah memenuhi persyaratan. Tes ini juga membantu pencarian bug yang mungkin muncul saat aplikasi digunakan.

Prasyarat UAT:
Sebelum diujikan ke pengguna akhir tentu saja pihak pembuat aplikasi sudah menguji terlebih dahulu. Berbagai tingkat pengujian seperti pada Unit, Integrasi dan Sistem harus sudah sepenuh berfungsi. Sehingga hanya tersisa bug-bug minor saja yang mungkin terlewati ketika melakukan pengujian. Tentu saja hal ini dilakukan sebelum UAT.

Untuk apasih UAT?
Untuk memastikan kelancaran pada saat UAT maka perlu dilakukan berbagai hal sebelumnya. Tes ini dapat menggunakan berbagai variasi kasus yang telah ada dan teridentifikasi pada tahap Requirement. Test kasus digunakan untuk memastikan bahwa cakupan semua skenario selama pengujian telah ada dan telah diujikan. Jenis pengujian difokuskan spesifik seperti pada penggunaan di dunia nyata saat setelah aplikasi diluncurkan. Pengujian dilakukan di lingkungan yang mensimulasikan lingkungan produksi sehingga akan memberikan kesan yang lebih dan ready to go.

Bagaimana melakukan UAT ?
UAT biasanya merupakan blackbox pengujian. Dengan kata lain, fokusnya adalah pada fungsi dan kegunaan aplikasi daripada aspek teknis. Secara umum diasumsikan bahwa aplikasi sudah mengalami Unit, Integrasi dan Pengujian Sistem.
Langkah-langkah yang diambil untuk UAT biasanya sebagai berikut:
1) User Acceptance Test (UAT) Perencanaan.
2) Merancang User Acceptance Uji Kasus.
3) Memilih Tim yang akan melaksanakan (UAT) Test Cases.
4) Pelaksanaan Uji Kasus.
5) Pengadministrasian bug sistem yang ditemukan selama UAT.
6) Menyelesaikan masalah / Bug Fixing
7) Sign Off

UAT Planning Test :
Seperti biasa Proses Perencanaan adalah yang paling penting dari semua langkah. Hal ini mempengaruhi efektivitas Proses Pengujian. Proses Perencanaan menguraikan Strategi Pengujian Penerimaan Pengguna. Ini akan menggambarkan fokus utama,  berupa masuk dan keluar nya kriteria.

Merancang UA Test Kasus:
Uji Penerimaan Pengguna Kasus membantu Tim Pelaksanaan Tes untuk menguji aplikasi secara menyeluruh. Hal ini juga akan membantu memastikan bahwa UAT menyediakan cakupan yang cukup untuk semua skenario.

Memilih Tim yang akan melaksanakan (UAT) Test Kasus:
Memilih Tim yang akan melaksanakan Test UAT merupakan langkah penting. Tim yang UAT umumnya merupakan representasi yang baik dari dunia nyata pengguna akhir. Dengan demikian Tim terdiri dari pengguna akhir yang sebenarnya akan menggunakan aplikasi ini.

Pelaksana Uji Kasus:
Tim Pengujian mengeksekusi Uji Kasus dan mungkin menambahkan hal acak untuk melakukan Tes yang relevan untuk mereka.

Administrasi Penemuan Bug:
Team log akan berkomentar pada setiap bug atau masalah yang ditemukan selama pengujian.

Menyelesaikan masalah / Bug Fixing:
Sudah jelas.

Sign Off:
Setelah berhasil menyelesaikan UAT dan penyelesaian masalah tim akan memeberikan persetujuan penerimaan aplikasi. Langkah ini penting dalam penjualan perangkat lunak komersial. 

Credit 4GT to : http://blogs.unpas.ac.id/akmalulginan/2014/10/16/14/
Credit UAT to : http://www.exforsys.com/tutorials/testing/what-is-user-acceptance-testing.html
Share:

Monday, August 15, 2016

Systems Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau sub-sistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu, perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (McLeod, 2004).

Tahapan-tahapan pada SDLC 
1. Perencanaan. Fase perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. Pada fase ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada pengguna.
2. Analisa. Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru. 
3. Rancangan. Fase perancangan merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem. 
4. Implementasi. Fase implementasi adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.
Kali ini kita hanya akan membahas 2 fase yaitu Analisa dan Rancangan.

Analisa merupakan sebuah fase yang vital pada SDLC dimana informasi akan diurai, diidentifikasi, dan dievaluasi. Tujuan nya agar dapat membantu pengambilan keputusan dengan diuraikannya informasi dan merumuskan beberapa tahapan yang akan masuk pada perancangan.
Dalam analisis tentu dibutuhkan informasi. Ada 5 cara untuk mendapatkannya dengan berbagai plus minus dalam melaksanakannya, yaitu:
1. Kuesioner.
2. Interview.
3. Document Handling atau Pengecekan Dokumen.
4. JAD (Joint Application Design)
5. Observasi

Kemudian, perancangan. Tentu saja adalah proses setelah analisis. Tapi bukan itu maksudnya. Perancangan merupakan sebuah tahapan tentang bagaiman sistem akan dibentuk. Sehingga dapat memberikan kesan atau sebuah ide awal tentang hasil akhir dari sebuah sistem yang akan dibentuk. Terdapat banyak tahapan dalam perancangan yang harus diperhatikan, seperti perancangan Input, Output, Proses, Database, Kontrol, Jaringan dan Komputer. Pada proses perancangan tentu akan melibatkan pihak terkait, yaitu: Manager, User, dan Stakeholder.

posting ini mirip dengan postingan 4 bulan lalu. jadi credit tetap kepada mbak-mbak yang telah posting ini seperti sebelumnya. hanya saja, postingan kali ini cukup singkat mengingat memori penulis yang tiba-tiba blur ketika kuliah pada hari sabtu kemarin selesai. jadi hanya dapat mengingat beberapa poin penting akibat penulis yang telat datang. (-__-)
credit to: https://wildawilda.wordpress.com/2015/11/22/spk/
Share:

Sunday, April 10, 2016

Pengembangan SPK Mengikuti Langkah-langkah Metode SDLC

Sistem Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau sub-sistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu, perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (McLeod, 2004).

Tahapan-tahapan pada SDLC
  1. Perencanaan Fase perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. Pada fase ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada pengguna
  2. Analisa Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.
  3. Rancangan Fase perancangan merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem.
  4. Implementasi Fase implementasi adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dikungan sistem.
MANFAAT DARI SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SYSTEM (SDLC)
  1. meningkatkan Proses
  2. mengurasngi kesalahan saat pengkodea..
  3. serangan berkurang
  4. fitur-fitur yang tidak di gunakan di nonaktifkan secara deflaut
  5. meminimumkan penggunaan hak
  6. melindungi dan membentengi mendeteksi penyumpanan          dan menggatur.
  7. terdapat diagram yang menunjukan manfaatsubstansial dari tahap design yang mana dapat digunakan untuk merancang seluruh tampilan dan dokumentasi ya

Contoh-contoh:

Dalam dunia otomotif yang begitu ramai banyak pilihan merek dan jenis mobil di era sekarang ini dengan perkembagan teknologi yang pesat pemasaran dalam online pun cukup menjanjikan karena hampir semua orang memiliki akses untuk online, maka di buatlah situs ini agar  dapat memudahkan dalam menemukan mobil impian dengan  bajet terbatas.
perancangan :
berikut struktur organisasi pemasaran mobil .
Client                                      Server
Penjual mobil ——— Prospec custmer ——Data Custmer
informasi Mobil——- unit prospec custmer——-Data Seles
perusahaan  ——-informasi prusahaan——Inventory Data
Komponen marketing
Perencanaan :
1. Feasibilities studies perusahaan  otomotif ini diharapkan akan lebih jelas dalam tujuan penjualan mobil.
2. System Investigation, memudahkan dalam menentukan jaringan untuk mengakses ke perusahan tsb. dengan begitu pengguna dapat langsung mengdapatkan pelayanan jika tejadi sesuatu masalah dengan mobil tsb.

Analisa

Analisa Teknologi :
Dari sisi perusahaan disini dia meminta untuk dalam peroses hal yang tidak di ingini atau masalah di perlukan teknologi informasi yang menunjang tujuan pemasaran mobil tsb.

Analisa Informasi :
Untuk data Static berupa profil perusahaan, visi dan misi, sejarah perusahaan, dan latar belakang perusahaan. Sedangkan untuk data dynamic yakni data yang berubah seketika dalam setiap periode (hari atau jam). Data dynamic yang dimaksud berupa informasi stok barang, informasi harga barang, informasi berita, dan lain-lain.
 
Analisa Pengguna :
Di sini custmer lebih dapat terjamin dari sisi layanan dan informasi yang di dapatnya. Tahap desain dari informasi di atas perusahaan menginginkan data prospec custmer  maka perlu di perhatikan sesuai record data pelanggan :
Nama , alamat, no tlpon dan keterangan unit yang di cari
Record unit:
Nama barang, tahun dan pajak karena disini unit bukan hanya yang baru secoud juga masuk.
Record stock data barang:
Nama unit, tahun,warna, pajak dan km(kilometer).
selanjutnya masuk ketahapan implementasi uji coba:
dan tahap perawatan.
 
 Credit to : https://wildawilda.wordpress.com/2015/11/22/spk/
Share:

Sunday, April 3, 2016

Studi Kasus Penerapan Sistem Pengambilan Keputusan Dengan AHP ( Analytic Hierarchy Process )



Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini, 2007).

Struktur Hirarki AHP
Konsep dasar AHP adalah penggunaan matriks pairwise comparison (,atriks perbandingan berpasangan) untuk menghasilkan bobot relative antar kriteria maupun alternative. Suatu kriteria akan dibandingkan dengan kriteria lainnya dalam hal seberapa penting terhadap pencapaian tujuan di atasnya (Saaty, 1986).


Skala dasar perbandingan berpasangan
Tingkat Kepentingan
Definisi
Keterangan
1
Sama Pentingnya
Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama.
3
Sedikit Lebih Penting
Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya.
5
Lebih Penting
Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya.
7
Sangat Penting
Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya.
9
Mutlak Lebih Penting
Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada keyakinan tertinggi.
2,4,6,8
Nilai Tengah
Diberikan bila terdapat keraguan penilaian di antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan.
(Sumber : Saaty, 1986)

Penilaian dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistensian. Saaty (1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik ber ordo n dapat diperoleh dengan rumus :
CI = (λmaks-n)/(n-1)................................................... (1)
Dimana :
CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)
λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.
Rasio konsistensi dapat dirumuskan :
CR = CI/RI............................................................... (2)
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih dianggap dapat diterima.
Daftar Indeks random konsistensi (RI)
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
RI
0,00
0,00
0,58
0,90
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
1,49
1,51
1,48
1,56
1,57
1,59
Contoh Kasus :
Menentukan prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik
Langkah Penyelesaian :
1. Tetapkan permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative pilihan.
a. Permasalahan : Menentukan prioritas mahasiswa terbaik.
b. Kriteria : IPK, Nilai TOEFL, Jabatan Organisasi,
c. Subkriteria : IPK (Sangat baik : 3,5-4,00; Baik : 3,00-3,49; Cukup : 2,75-2,99)
TOEFL(Sangat baik : 506-600; Baik : 501-505 ; Cukup : 450 - 500)
Jabatan Organisasi (Ketua, Kordinator, Anggota)
CAT : Jumah kriteria dan sub kriteria, minimal 3. Karena jika hanya dua maka akan berpengaruh terhadap nilai CR (lihat tabel daftar rasio indeks konsistensi/RI)
2. Membentuk matrik Pairwise Comparison,kriteria. Terlebih dahulu melakukan penilaian perbandingan dari kriteria.(Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai) adalah:
a. Kriteria IPK 4 kali lebih penting dari jabatan organisasi, dan 3 kali lebih penting dari TOEFL.
b. Kriteria TOEFL 2 kali lebih penting dari jabatan organisasi.
CAT : Terjadi 3 kali perbandingan terhadap 3 kriteria (IPK->jabatan, IPK->TOEFL, Jabatan->TOEFL). Jika ada 4 kriteria maka akan terjadi 6 kali perbandingan. Untuk memahaminya silahkan coba buat perbandingan terhadap 4 kriteria.
Sehingga matrik matrik Pairwise Comparison untuk kriteria adalah :

IPK
TOEFL
Jabatan
IPK
1
3
4
TOEFL
1/3
1
2
Jabatan
1/4
1/2
1
Cara mendapatkan nilai-nilai di atas adalah :
Perbandingan di atas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan setiap kolom ke dua, ketiga dan keempat.

Perbandingan terhadap dirinya sendiri, akan menghasilkan nilai 1. 
Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal. 
(IPK terhadap IPK, TOEFL terhadap TOEFL dan Jabatan terhadap jabatan)

Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. 
Misalkan nilai 3, didapatkan dari perbandingan IPK yang 3 kali lebih penting dari TOEFL 
(lihat nilai perbandingan di atas)

Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. 
Misalkan nilai ¼ didapatkan dari perbandingan Jabatan dengan IPK 
(ingat, IPK 4 kali lebih penting dari jabatan sehingga nilai jabatan adalah ¼ dari IPK)
3. Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas (disebut juga eigen vector ternormalisasi).
a. Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom tersebut.

IPK
TOEFL
Jabatan
IPK
1,000
3,000
4,000
TOEFL
0,333
1,000
2,000
Jabatan
0,250
0,500
1,000
JUMLAH
1,583
4,500
7,000


Bagi elemen-elemen tiap kolom dengan jumah kolom yang bersangkutan.

IPK
TOEFL
Jabatan
IPK
0,632
0,667
0,571
TOEFL
0,211
0,222
0,286
Jabatan
0,158
0,111
0,143
Contoh : Nilai 0,632 adalah hasil dari pembagian antara nilai 1,000/1,583 dst.
c. Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.

IPK
TOEFL
Jabatan
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
IPK
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
TOEFL
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Jabatan
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137
- Nilai 1,870 adalah hasil dari penjumlahan 0,632+0,667+0,571
- Nilai 0,623 adalah hasil dari 1,870/3.
- Dst
d. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten.
- Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).
Λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan vector eigen normalisasi.
Λmaks = (1,583 x 0,623 )+(4,500 x 0,239)+(7,000 x 0,137) = 3,025
- Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
CI = (λmaks-n)/n-1 = 0,013
- Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI))
CR = CI/RI = 0,013/0,58 = 0,022
Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten
4. Untuk matrik Pairwise Comparison sub kriteria, saya asumsikan memiliki nilai yang sama dengan matrik Pairwise Comparison kriteria. Anda bisa mencoba merubah nilai pembobotan jika ingin lebih memahami pembentukan matrik ini.
a. Sub kriteria IPK

Sangat Baik
Baik
Cukup
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Sangat Baik
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Baik
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137
b. Sub Kriteria TOEFL

Sangat Baik
Baik
Cukup
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Sangat Baik
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Baik
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137
c. Sub Kriteria Jabatan Organisasi

Ketua
Koordinator
Anggota
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Ketua
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Koordinator
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Anggota
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137
5. Terakhir adalah menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector untuk tiap kirteria dan sub kriteria.

IPK
TOEFL
Jabatan Organisasi
HASIL
Ifan
1
3
3
0,440
Rudy
3
3
1
0,204
Anton
1
2
2
0,479
- Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada Ifan, yang memiliki IPK 3,86 (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik dan 3 untuk cukup). Ifan memiliki nilai TOEFL 470 (cukup), sehingga diberikan bobot 3 dan jabatan organisasi adalah anggota dengan bobot 3 (1 untuk ketua dan 2 untuk koordinator).
- Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan. Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan dengan sub kriteria IPK yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst
(IPK x Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440
Dari hasil di atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi mahasiswa terbaik..

Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang "seimbang" (misal data mahasiswa Kampus XYZ bisa dibandingkan dengan kampus ABC, tidak bisa dibandnigkan dengan sekolah XXX).

Credit to: http://funpreuner.blogspot.co.id/2012/02/mengenal-metode-ahp-disertai-studi.html
Share: